Sunday, February 22, 2009

Recovery Jepang bergantung pada kondisi ekonomi global

Sebagai kenshuusei yang sangat ingin berpengalaman bekerja ke Jepang, tetaplah berusaha, berdo'a dan bersabar.. ganbatte kudasai!! - alex-

Recovery Jepang bergantung pada kondisi ekonomi global

PDF Cetak E-mail
Berita - Ekonomi
Ditulis oleh justin


Jakarta, Financeroll.com - Ekonomi Jepang kemungkinan jalan ditempat dikwartal ketiga karena semakin dalamnya pelambatan ekonomi global dan lemahnya permintaan di dalam negeri ketika Jepang mendekati resesi pertamanya dalam enam tahun terakhir.
Produk domestik bruto naik pertahunnya 0,1% dalam tiga bulan yang berakhir 30 september. Ekonomi Jepang berkontraksi 3% dikwartal sebelumnya.

Pelambatan ekonomi yang memaksa Perdana Menteri Taro Aso menunda pemilu akan memburuk setelah resesi global melemahkan ekspor, memicu banyak perusahaan memangkas investasi dan hiring. Toyota Motor Corp. dan Canon Inc. memangkas perkiraan keuntungan dalam beberapa bulan terakhir karena permintaan melambat dan kokohnya yen menguras nilai penjualan.

Pemerintahan Jepang sendiri mengungkapkan bahwa pemerintah akan menghabiskan 5 triliun yen untuk membantu rumah tangga dan bisnis kecil mengatasi krisis. Taro Aso akan menunda pemilu sampai krisis global reda.

Bulan lalu Bank of Japan memangkas suku bunga menjadi 0,3%, penurunan pertama dalam tujuh tahun terakhir. BoJ mengatakan pelambatan global dan penguatan yen terhadap dolar telah menciptakan penurunan pendapatan yang cukup kejam bagi perusahaan-perusahaan Jepang.

Pemerintah memperkirakan ekonomi belum akan kembali pada trend pertumbuhan sampai ekonomi global menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang positif. Sampai ekonomi global pulih Jepang harus berhadapan dengan tingkat pertumbuhan yang sangat lamban, walau positif.

Net ekspor (perbedaan antara ekspor dan impor) kemungkinan gagal memberikan kontribusinya kepada pertumbuhan dikwartal kedua, mematikan mesin pertumbuhan ekonomi Jepang yang sejak 2001 mengeluarkan Jepang dari resesi.

Toyota sendiri yang penjualan luar negerinya lebih dari tiga perempat, memperkirakan keuntungan akan turun pada tahun fiskal hampir 70%. Produsen mobil itu akan menunda penambahan kapasitas produksi di pabrik-pabrik lokal yang memproduksi model Lexus. Perusahaan itu juga akan merumahkan 3.000 pekerjanya diakhir Maret.

Rasio jobs to applicants anjlok selama delapan bulan berturut-turut dan anjloknya prospek keuntungan untuk perusahaan-perusahaan juga menekan upah. Bonus musim dingin akan jatuh 2,9% tahun ini.

Permintaan dalam negeri, yang termasuk didalamnya konsumsi privat, belanja bisnis dan investasi perumahan kemungkinan flat untuk kwartal ini. Dropnya belanja bisnis sebesar 2% mengakibatkan tertundanya kenaikan investasi perumahan sebesar 3,6% dan kenaikan belanja konsumen sebesar 0,1%.

Disadur dari: http://www.financeroll.com/in/news/37-economy/8869-recovery-jepang-bergantung-pada-kondisi-ekonomi-global.html

Ekonomi Jepang Alami Kemerosotan Terburuk

PDB anjlok 12,7% dalam triwulan terakhir, kemerosotan ekonomi Jepang bahkan lampaui AS
Senin, 16 Februari 2009, 08:41 WIB
Renne R.A Kawilarang, Harriska Farida Adiati
Reaksi para pialang Bursa Saham Tokyo melihat turunnya indeks (AP Photo/Koji Sasahara)

VIVAnews - Ekonomi Jepang adalam triwulan terakhir anjlok akibat merosotnya permintaan global. Situasi itu berdampak buruk bagi negara ekonomi terkuat kedua di dunia tersebut.

Hari ini, 16 Februari 2009, pemerintah Jepang melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (GDP) Jepang anjlok 12,7 persen selama periode Oktober-Desember 2008. Ini adalah penurunan tajam bagi Jepang sejak krisis harga minyak tahun 1974. Kemerosotan ekonomi yang dialami Jepang bahkan jauh melampaui penurunan ekonomi di Amerika Serikat (3,8 persen) dan di negara-negara kawasan euro (1,2 persen).

Kemerosotan ekonomi Jepang menggarisbawahi betapa rapuhnya ekonomi negara-negara pengekspor di Asia dalam masa krisis global sekarang ini. Kemerosotan akan berujung pada pengurangan jumlah karyawan, produksi, dan laba dalam beberapa bulan mendatang. GDP Jepang telah turun 1,8 persen dalam periode Juli-September. GDP triwulan keempat jatuh 3,3 persen dari periode triwulan sebelumnya, dan untuk tahun 2008, ekonomi Jepang menyusut 0,7 persen. Ini adalah penyusutan pertama dalam sembilan tahun terakhir, kata kabinet Jepang.

Menurut para analis, tanpa adanya perbaikan, Jepang saat ini berada di tengah penurunan ekonomi sejak Perang Dunia II. "Sejak Oktober, indikator ekonomi telah terkikis," kata Tetsufumi Yamakawa, ekonom di Goldman Sachs dalam sebuah laporan. "Terjadi kemerosotan ekspor dan terutama indikator ekonomi yang berkaitan dengan produksi, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tidak hanya di Jepang, tetapi di seluruh Asia," lanjut Yamakawa.

Nilai ekspor Jepang anjlok 13,9 persen dalam triwulan keempat karena penurunan ekonomi menghambat permintaan produk-produk perusahaan Jepang, seperti mobil dan perangkat berteknologi tinggi (gadget). Nilai mata uang yen juga memperparah kondisi eksportir-eksportir Jepang, termasuk perusahaan besar seperti Toyota Motor Corp. dan Sony Corp.

Pekan lalu, perusahaan elektronik Pioneer Corp., mengumumkan akan mengurangi sepuluh ribu karyawan secara keseluruhan. Pemangkasan tersebut menambah panjang daftar perusahaan-perusahaan besar Jepang yang berusaha mengurangi pengeluaran.

Sony Corp. mengurangi delapan ribu pekerja, sedangkan Nissan Motor Co. dan NEC Corp. masing-masing memecat dua puluh ribu karyawan.

Japan tergelincir ke dalam resesi di triwulan ketiga setelah GDP turun 3,7 persen dalam periode April-Juni. Kondisi ekonomi bisa disebut sedang mengalami resesi saat terjadi penurunan dalam dua periode kuartal berturut-turut. Namun para ekonom yang menggunakan parameter berbeda mengatakan bahwa kemerosotan ekonomi yang terjadi saat ini sebenarnya sudah berlangsung pada akhir 2007. (AP)

• VIVAnews

Disadur dari :http://dunia.vivanews.com/news/read/30363-ekonomi_jepang_alami_kemerosotan_terburuk

No comments: